Pihak kuasa hukum Tiko Aryawardhana mengklaim kliennya diblokir oleh mantan istrinya, Arina Winarto alias AW, terkait masalah keuangan yang kemudian berbuah gugatan perdata dengan tudingan penggelapan.

Selain itu, Irfan Aghasar selaku kuasa hukum meminta agar tidak ada penggiringan opini terkait dugaan kasus penggelapan uang senilai Rp6,9 miliar yang dituduhkan kepada Tiko.

Lihat Juga : Pihak Tiko Suami BCL Pertanyakan Alasan AW Ungkit Kasus Usai Pisah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan menyebut hingga saat ini pihaknya masih mencoba mempelajari sampai di mana posisi kasus atas tuduhan yang dilaporkan AW kepada suami Bunga Cinta Lestari (BCL) tersebut.

Pihak Irfan pun ingin menyelidiki dan memverifikasi data laporan keuangan terkait kasus dugaan penggelapan dana tersebut. Ia juga menegaskan ingin perkara tersebut dapat diselesaikan secara terang-terangan.

[Gambas:Video CNN]

"Sudah yuk kita kita buka datanya, bisa kita verifikasi. Apakah memang ada penggunaan dari Mas Tiko karena pada masa itu, ini kan hubungannya suami-istri," jelas Irfan.

"Kalau misalnya terdapat uang yang dipakai kemudian untuk biaya hidup juga, enggak tau juga. Apakah itu menjadi pidana?" lanjutnya.

"Coba pertanyaan seperti itu uang sekolah anak, peluang biaya kehidupan sehari-hari, kemudian bisa tercampur kan enggak tau, apakah itu menjadi pidana?," kata Irfan. "Masa kalau sudah diceraikan kamu harus dituntut pidana, enggak seperti itu harusnya bereskan dulu ya,"

Irfan turut meminta agar tidak ada tuduhan kepada kliennya lantaran proses ini bisa berlangsung panjang. Ia juga menegaskan akan mengambil sejumlah langkah hukum, salah satunya adalah mengajukan gelar perkara terbuka.

Lihat Juga : Suami BCL Bakal Ambil Langkah Hukum Soal Dugaan Penggelapan Rp6,9 M

Suami BCL, Tiko Aryawardhana, sebelumnya dilaporkan oleh mantan istrinya, AW, ke Polres Metro Jakarta Selatan terkait dugaan penggelapan yang semula disebut senilai Rp6,9 miliar.

Laporan ini bermula saat pelapor mendirikan perusahaan PT Arjuna Advaya Sanjana yang bergerak di bidang makanan dan minuman bersama Tiko pada Maret 2015.

Dalam perusahaan itu, AW menjabat sebagai komisaris dan Tiko selaku direktur. Saat pendirian perusahaan, pelapor menyetor dana sebesar Rp2 miliar.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan Tiko selaku pelapor telah diperiksa saat proses penyelidikan.

Saat ini, kasus tersebut diketahui telah dinaikkan ke tahap penyidikan. Bintoro menyebut nantinya penyidik akan kembali memeriksa Tiko di tahap penyidikan.