NUSANTARA, KOMPAS.com - Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Alexander Susilo mengungkapkan, warga Kalimantan, terutama Kota Balikpapan, tak mempermasalahkan harga BBM subsidi.

Sehingga ketika Pertamina menetapkan harga BBM turun per Selasa (1/10/2024), warga Kalimantan tidak terlalu gegap gempita menyambutnya.

"Kalau BBM itu kecenderungan (permintaannya) malah lebih tinggi yang non-subsidi. Ini membuktikan juga bahwa ternyata masyarakat Kalimantan tidak terlalu ribut soal harga BBM subsidi," ujar Alexander kepada Kompas.com,Rabu (2/10/2024).

Selain itu, kesadaran akan kualitas BBM dari warga Kalimantan, khususnya Kota Balikpapan, juga lebih tinggi.

Sementara terkait meningkatnya konsumsi BBM di Kalimantan, Alexander mengungkapkan, aktivitas pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan salah satu pemicunya.

Baca juga: Kebutuhan BBM dan Gas Meningkat Pasca IKN, Hiswana Jalankan OVOO

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan BBM, Pertamina memastikan stoknya tercukupi dan distribusi lancar.

Begitu pula dengan kebutuhan LPG subsidi, warga Kalimantan tak mempermasalahkan. Bagi mereka yang terpenting stok ada dan distribusi lancar.

Adapun permintaan LPG subsidi tahun ini meningkat sekitar 2-3 persen. IKN juga menjadi pemicu kenaikan permintaan ini.

"Banyak UMKM-UMKM yang muncul dan bertumbuhnya populasi menjadi pendorong kenaikan permintaan LPG Subsidi," imbuh Alexander.

Baca juga: Konsumsi BBM Naik 10 Persen karena IKN, Pertamina Ajak Investor Buka SPBU

Pertamina menggandeng Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) menjalin kerjasama melalui jaringan-jaringan pemasaran yang ada.

Alexander mengharapkan, Hiswana mengikuti perkembangan peraturan yang ditetapkan pemerintah terutama terkait BBM dan LPG subsidi.

"Kami harapkan mereka mendukung program pemerintah namun tetap mengutamakan ketersediaan di lapangan. Nah bagaimanapun ini (BBM dan LPG) vital ya untuk masyarakat," tambah Alexander.

Ke depan dengan prediksi kebutuhan akan terus meningkat, partisipasi Hiswana diharapkan lebih dominan lagi untuk perkembangan Kalimantan, khususnya ketika IKN beroperasi penuh.