0pera toto

kinghorsetoto 0814 - Sutradara Beber di Balik Dapur Visual Effects Godzilla Minus One

2024-10-09 04:49:57

kinghorsetoto 0814,cuan3167,kinghorsetoto 0814Jakarta, CNN Indonesia--

Godzilla Minus One mencetak sejarah ketika menjadi film Godzilla pertama yang dinominasikan dalam ajang Academy Award atau Piala Oscar sepanjang 70 tahun waralaba itu berdiri. Sejarah itu semakin dikukuhkan ketika film tersebut membawa pulang piala dari kategori Best Visual Effects.

Namun, apa yang terjadi di dapur visual effects(VFX) Godzilla Minus One sehingga pantas diganjar penghargaan tersebut?

Lihat Juga :
'King of Monsters' Pecah Telur Piala Oscar Berkat Godzilla Minus One

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video penjelasan yang diunggah kanal YouTube Godzilla Official by Toho, Yamazaki menjelaskan seberapa besar tim VFX untuk memproduksi Godzilla Minus One.

"Tim yang mengerjakan Godzilla adalah 35 orang yang menangani 610 gambar selama lebih dari delapan bulan," ungkap Takashi Yamazaki.

Film Godzilla Minus One (2023). (Toho Co., Ltd)Foto close-up penampakan Godzilla dalam Godzilla Minus One. (Toho Co., Ltd)

Godzilla Minus One bahkan dilaporkan hanya diproduksi dengan bujet sebesar US$15 juta atau sekitar 2,2 miliar yen. Angka tersebut tentu saja kecil jika dibandingkan dengan biaya produksi film-film Hollywood.

Contohnya saja, film Guardians of the Galaxy Vol. 3, yang menjadi saingan Godzilla Minus One dalam Best Visual Effects Piala Oscar 2024, memiliki bujet sebesar US$250 juta.

Pilihan Redaksi
  • Shogun Disebut Akan Dikembangkan hingga Season 3
  • Sinopsis Haikyuu!! The Dumpster Battle, Persaingan Karasuno Vs Nekoma
  • Jin Akanishi dan Yuri Nakamura Gabung Drama Shun Oguri dan Han Hyo-joo

Tim VFX yang dimiliki Yamazaki untuk menggarap efek visual Godzilla Minus One juga sudah pasti lebih sedikit daripada tim yang mengerjakan film ketiga Guardians.

Yamazaki juga menjelaskan bagaimana dia memanfaatkan anggaran yang terbatas dan juga tim yang kecil untuk menggarap film kaiju-nya itu. Dia memangkas orang-orang yang rasanya "tidak diperlukan" sehingga lebih efisien.

"Pertama, kami menyederhanakan proses persetujuan. Biasanya, VFX memerlukan banyak persetujuan. Dalam kasus kami, sutradara juga berlaku sebagai supervisi pengawas VFX yang membuat nya bisa berkomunikasi langsung dengan para artis," jelas Yamazaki.

Selain itu, kebanyakan anggota tim VFX ini bekerja di satu lantai yang sama di kantor rumah produksi Shirogumi. Hal ini memudahkan Yamazaki untuk "menggeret" kursinya ke tim untuk memberikan masukan ketika timnya sudah menyelesaikan tugasnya.

Yamazaki juga memiliki keuntungannya sendiri dalam mengawasi pekerjaan tim VFX. Dia memiliki rekam jejak bekerja sebagai staf efek visual saat mulai berkecimpung di industri pada 1986.

Kariernya sebagai staf VFX di studio Shirogumi menguntungkan Yamazaki selama puluhan tahun sebelum ia mencoba terjun sebagai sutradara.

[Gambas:Youtube]

Lanjut ke sebelah...

Yamazaki juga menjawab soal kekhawatiran apakah timnya mendapatkan kompensasi yang setimpal dengan pekerjaannya. Ia mengatakan meskipun gaji tim VFX relatif kecil di industri perfilman Jepang, Yamazaki berusaha untuk membuat lingkungan pekerjaan tetap nyaman dan aman bagi mereka.

Dilansir The Japan Times, sutradara berusia 59 tahun ini membuat kantornya direnovasi, memperbesar dapur, hingga memanggil koki sushi ke kantor.

"Kami berusaha keras untuk menghindari lembur. Tapi, jika terpaksa, ini merupakan lingkungan yang sangat nyaman untuk menghabiskan beberapa jam ekstra," ujarnya.

Lihat Juga :
Review Film: Godzilla Minus One

Dengan bujet produksi yang sangat terbatas, Yamazaki tidak membantah bahwa ada keterbatasan dalam membangun set asli di lokasi syuting. Sehingga, banyak dari set itu dibuat secara digital.

Godzilla Minus One memiliki banyak adegan di air dan kapal. Untuk mengambil gambar di kapal, misalnya, Yamazaki mengaku hanya membuat satu bagian dari kapal. Sedangkan, bagian kapal lain dan pemandangan sekitarnya dibangun lewat efek visual.

Film Jepang, Godzilla Minus One (2023).Gambar close-up Godzilla saat menyerang Ginza, Jepang. (dok. Twitter @godzilla231103)

"Ketika mengambil gambar kapal terkena ombak besar, sudah biasa bagi Hollywood untuk membuat set menggunakan silinder hidrolik," katanya.

"Namun, kami tidak punya bujet untuk itu. Kami mengombinasikan cranedan akting para aktor untuk membuat ilusi gerakan," lanjutnya.

Pilihan Redaksi
  • Review Film: Godzilla x Kong The New Empire
  • Review Serial: Shogun
  • Review Film: Kingdom of the Planet of the Apes

Kemudian, soal unsur paling penting dari Godzilla Minus One. Penciptaan Godzilla itu sendiri. Yamazaki bekerja sama dengan Kosuke Taguchi dan pematung dalam menciptakan desain Godzilla.

Yamazaki dan tim bisa membuat desain Godzilla lebih mendetail karena monster itu dibuat secara detail. Sesuatu yang lebih menguntungkan daripada dibuat tangan.

"Agar bisa menahan gambar close-up, Godzilla diciptakan dengan resolusi gambar yang luar biasa," jelas Yamazaki.

Yamazaki mengatakan efek visual dalam Godzilla Minus One merupakan hasil dari usaha menyatukan antara inovasi dan usaha.

"Teknik tradisional dan digital memperluas kemungkinan ekspresi visual. Di kasus Godzilla Minus One, menciptakan karya hasil tangan terasa unik dalam film," pungkas Takashi Yamazaki.

[Gambas:Youtube]