0pera toto

philippines 4d - Inggris Lockdown, Boris Johnson: Kalau Anda Tidak di Rumah, Banyak Nyawa akan Hilang

2024-10-09 00:39:23

philippines 4d,mariatogel 128,philippines 4d
JPNN.com » Internasional » Eropa » Inggris Lockdown, Boris Johnson: Kalau Anda Tidak di Rumah, Banyak Nyawa akan Hilang

Inggris Lockdown, Boris Johnson: Kalau Anda Tidak di Rumah, Banyak Nyawa akan Hilang

Selasa, 24 Maret 2020 – 07:56 WIB Inggris Lockdown, Boris Johnson: Kalau Anda Tidak di Rumah, Banyak Nyawa akan HilangFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comPM Inggris Boris Johnson. Foto: diambil dari The Sun

jpnn.com, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memutuskan lockdown selama tiga minggu untuk mencegah penularan virus corona jenis baru COVID-19.

Boris memerintahkan semua masyarakat Inggris tetap di rumah mulai Senin (23/3) malam waktu setempat.

"Anda harus tinggal di rumah," kata PM Boris seperti dikutip dari The Sun.

Baca Juga:
  • Pak SBY Bikin Twit Lagi, Isinya soal Corona, Lockdown & Dukungan untuk Jokowi

PM memerintahkan penguncian massal, menutup semua toko yang tidak penting, melarang pertemuan lebih dari dua orang dan menekankan dengan sangat agar seluruh keluarga di Inggris tetap berada di balik pintu tertutup.

Masyarakat Inggris dilarang melakukan perjalanan dengan kereta api dan bus kecuali untuk pekerjaan yang sangat penting.

Selama tiga minggu ke depan, warga Inggris hanya boleh keluar untuk belanja kebutuhan pokok, mendapatkan layanan kesehatan, dan pulang-pergi kerja yang tak bisa dilakukan dari rumah.

Baca Juga:
  • Ajudan Menyimpulkan, Opsi Terbaik Menurut Prabowo adalah Lockdown

Semua pertemuan lebih dari dua orang di depan umum dilarang, yang berarti termasuk pernikahan dan pembaptisan. Tempat ibadah seperti gereja dan masjid juga harus ditutup, kecuali untuk pemakaman.

"Virus corona merupakan ancaman terbesar yang dihadapi negara ini selama beberapa dekade. Tanpa upaya nasional yang besar untuk menghentikan pertumbuhan virus ini, maka akan tiba saatnya tidak ada layanan kesehatan yang bisa mengatasinya. Tidak akan ada ventilator, tempat perawatan intensif, dokter dan perawat yang cukup," katanya.