0pera toto

88cash link alternatif - Tim Siber Uni Eropa Versus Peretas Rusia di Ukraina, Bakal Sengit

2024-10-09 06:21:42

88cash link alternatif,kinghors,88cash link alternatif
JPNN.com » Internasional » Eropa » Tim Siber Uni Eropa Versus Peretas Rusia di Ukraina, Bakal Sengit

Tim Siber Uni Eropa Versus Peretas Rusia di Ukraina, Bakal Sengit

Kamis, 24 Februari 2022 – 02:49 WIB Tim Siber Uni Eropa Versus Peretas Rusia di Ukraina, Bakal SengitFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comIlustrasi peretasan keamanan siber. Foto: ANTARA/Shutterstock

jpnn.com, KIEV - Enam negara anggota Uni Eropa mengutus tim pakar keamanan siber ke Ukraina untuk membantu mengatasi ancaman siber setelah Rusia secara resmi mengakui "kemerdekaan" dua wilayah di Ukraina timur, kata pejabat Lithuania pada Selasa.

Untuk menanggapi permintaan Ukraina pada Senin, enam negara Uni Eropa --Lithuania, Belanda, Polandia, Estonia, Rumania dan Kroasia-- akan mengirim tim pakar siber.

Tim tersebut dibentuk untuk membantu negara, lembaga dan mitra Uni Eropa lainnya mengatasi ancaman siber, kata Wakil Menteri Pertahanan Lithuania Margiris Abukevicius.

Baca Juga:
  • Amerika dan Inggris Ancam Tutup Keran Dolar, Perusahaan Rusia Bakal Menderita

"Ukraina mungkin membutuhkan bantuan untuk menangani insiden atau dukungan untuk menguji infrastruktur mereka dengan mencari kelemahan keamanan," katanya kepada Reuters.

Peretas militer Rusia menjadi dalang di balik sederet serangan denial of service (DDoS) yang secara kilat melumpuhkan laman perbankan dan pemerintah Ukraina, seperti diungkap Amerika Serikat dan Inggris pada Jumat.

Rusia membantah keterlibatan apa pun dalam serangan DDoS itu, yang menimbulkan gangguan terbatas pada Selasa pekan lalu.

Baca Juga:
  • AS Sebut Kesiapan Militer Rusia Makin Meningkat
  • Rusia-Ukraina Makin Panas, Waspada Indonesia Bisa Kena Getahnya

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pada Senin mengatakan pakar siber mereka sedang berkoordinasi dengan Ukraina supaya negara tersebut terlindung dari aksi Rusia. (ant/dil/jpnn)