0pera toto

paku erek erek - Tiongkok Kembali Merilis Laporan Tahunan Pelanggaran HAM di AS

2024-10-06 19:45:31

paku erek erek,marvel slot,paku erek erek
JPNN.com » Nasional » Humaniora » Tiongkok Kembali Merilis Laporan Tahunan Pelanggaran HAM di AS

Tiongkok Kembali Merilis Laporan Tahunan Pelanggaran HAM di AS

Minggu, 02 Juni 2024 – 09:00 WIB Tiongkok Kembali Merilis Laporan Tahunan Pelanggaran HAM di ASFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comIlustrasi masyarakat Tiongkok. Foto: Wccftech

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Tiongkok merilis laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Amerika Serikat (AS) sepanjang 2023.

Laporan dari Kantor Informasi Dewan Negara Bagian Republik Rakyat China itu menyoroti memburuknnya situasi HAM di Negeri Paman Sam.

Dilansir Xinhua, laporan itu menyebut bahwa di AS, hak asasi manusia menjadi makin terpolarisasi, sementara minoritas yang berkuasa memiliki dominasi politik, ekonomi, dan sosial.

Baca Juga:
  • Indonesia-Tiongkok Perdalam Kerja Sama Bidang Investasi dan Ketenagakerjaan

Warga biasa yang merupakan mayoritas makin terpinggirkan dengan hak -hak dasar dan kebebasan mereka diabaikan. Kekerasan senjata meluas dan kebijakan kontrol yang diberlakukan pemerintah AS, tidak efektif menekan angka kasus yang terjadi.

Sepanjang 2023, tercatat ada 654 penembakan massal di Amerika Serikat, dengan sekira 43.000 orang terbunuh akibat kekerasan senjata, atau rata-rata 117 kematian per hari.

Disebutkan bahwa kelompok-kelompok polarisasi dan kepentingan partisan mendorong makin banyak pemerintah negara bagian telah mengambil inisiatif mengesahkan undang-undang untuk memperluas hak penduduk untuk memiliki dan membawa senjata api.

Baca Juga:
  • Luhut Sebut Tiongkok Bersedia Kembangkan Pertanian di Kalteng

Pada 2023, setidaknya 27 negara bagian tidak memerlukan lisensi untuk membawa pistol. Hal lain yang menjadi sorotan adalah kematian akibat kebrutalan polisi yang mencapai rekor tertinggi.

Laporan HAM China ini menuduh terjadinya manipulasi pemilihan umum oleh kedua belah pihak, partai besar di Amerika Serikat, Demokrat dan Republik. Kedua pihak terus mengubah cara mereka untuk memanipulasi dan mendistorsi opini publik demi kepentingan diri sendiri.