0pera toto

bunga bondan lirik - Review Film: Kuasa Gelap

2024-10-09 04:19:55

bunga bondan lirik,otkudesu,bunga bondan lirikJakarta, CNN Indonesia--

Terlepas dari berbagai catatan saya akan Kuasa Gelap, film ini sebenarnya menjadi angin segar dalam film horor Indonesia yang sudah padat dengan cerita religi dari agama dan budaya tertentu.

Kisah yang ditulis oleh Andri Cahyadi, Robert Ronny, dan Vera Varidia ini memang jauh dari kata memukau, atau setidaknya membuat saya tergerak memberikan rating 4 atau full5 bintang.

Lihat Juga :
Sinopsis Kuasa Gelap, Misi Jerome Kurnia dan Lukman Sardi Usir Iblis

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, saya melihat hal yang lebih besar dari sekadar makhluk gelap yang dibuat mirip Valak atau jumpscareyang sebagian sukses bikin kaget tapi sebagian lainnya nanggung, yakni cikal bakal semesta baru.

Memang, kisah eksorsisme dalam dunia film horor sudah banyak beredar, terutama dari Amerika Serikat. Berbagai jenis cerita eksorsisme juga sudah ditampilkan. Mau mulai dari mana? Rumah berhantu? Eksorsisme dan pembunuhan? Setan mengganggu keluarga? Atau pastor yang malah ikut kesurupan? Semua sudah dibuat oleh Hollywood.

Maka dari itu, gagasan Kuasa Gelap menghadirkan kisah eksorsisme di negara yang mayoritas non-Katolik --apalagi dengan sedikit sentuhan kultur okultisme lokal semacam jelangkung-- sebenarnya sangat menjanjikan.

Belum lagi, saya yakin, mayoritas masyarakat Indonesia belum cukup mengenal bagaimana penanganan kasus supranatural oleh Gereja Katolik, yang saya pahami sangat berhati-hati dalam menyikapi laporan kejadian gaib.

Film Kuasa Gelap (2024). (Paragon Pictures)Review Film Kuasa Gelap (2024): tim penulis dan sutradara Bobby Prasetyo banyak terpengaruh dari gaya James Wan yang menciptakan semesta The Conjuring, serta William Peter Blatty dan William Friedkin yang menghasilkan The Exorcist (1973) yang legendaris. (Paragon Pictures)

Apalagi, iming-iming narasi "90% kasus kerasukan dilaporkan ke Gereja Katolik adalah masalah kesehatan mental, hanya 10% yang benar-benar membutuhkan ritual eksorsisme" di awal Kuasa Gelap harus saya akui sangat menjanjikan.

Pilihan Redaksi
  • Review Film: The Shadow Strays
  • Review Film: Sing Sing
  • Review Film: Home Sweet Loan
  • Review Film: The Paradise of Thorns
  • Review Film: Joker - Folie a Deux

Berbagai rasa penasaran berkecamuk dalam benak saya sebelum melihat film ini akibat narasi itu, bagaimana Gereja Katolik di Indonesia menyikapi laporan kerasukan, apakah sama seperti di Amerika? Bagaimana para pastor memisahkan masalah mental dan gaib? Kasus 'sehebat apa' di Indonesia hingga akhirnya benar-benar dianggap kerasukan?

Namun sayang, sebagian besar pertanyaan saya itu tidak terjawab dalam Kuasa Gelap. Andri, Robert, dan Vera tampaknya lebih banyak fokus pada pergulatan batin seorang pastor muda menghadapi trauma masa lalu dan tugas berat dari Gereja demi menolong seorang gadis yang galau.

Harapan saya mendapatkan jawaban-jawaban sebelumnya semakin tenggelam usai mendengar sebagian percakapan yang sangat kaku dan lebih mirip drama telenovela dibanding film layar lebar.

Selain itu, saya merasa tim penulis dan sutradara Bobby Prasetyo banyak terpengaruh dari gaya James Wan yang menciptakan semesta The Conjuring, serta William Peter Blatty dan William Friedkin yang menghasilkan The Exorcist (1973) yang legendaris.

Film Kuasa Gelap (2024). (Paragon Pictures)Review Film Kuasa Gelap (2024): Jerome tampil lebih luwes sebagai pastor dibandingkan Lukman Sardi yang notabenenya adalah aktor senior. (Paragon Pictures)

Tidak ada yang salah dengan referensi tersebut. Toh, jumpscareserta fondasi cerita yang digunakan juga masih bisa dinikmati oleh saya, seperti teror hantu yang datang, hingga bagaimana Bobby memainkan jumpscare. Bolehlah.

Pilihan Redaksi
  • Review Film: The Pope's Exorcist
  • Review Film: The Exorcist: Believer
  • Review Film: The First Omen
  • Review Film: Siksa Kubur
  • Review Film: Menjelang Ajal
  • Review Film: Longlegs
  • Review Film: Thaghut

Hanya saja, saya merasa set desain produksi film ini kurang mendukung dan kurang efisien dalam membangun cerita. Dramatisasi proses eksorsisme yang mestinya bisa membangun ketegangan penonton kurang ditampilkan secara optimal.

Selain itu, Bobby banyak menggunakan teknik pengambilan gambar yang saya anggap tidak begitu perlu. Seperti banyak zoomatau berputar-putar terlalu banyak yang membuat saya berasa naik wahana di Dufan.

Belum lagi tata musik dan suara yang bagi saya, agak terlalu berlebihan. Sebagian musik yang diurus oleh Ricky Lionardi untuk film ini memang on point, tapi kebanyakan serasa tidak perlu dan cenderung menghalangi saya mendengar percakapan dalam film.

Efek poltergeistyang ada di film ini juga terasa kurang nendang. Mengingat narasi yang dibangun para pastor menghadapi lawan yang berat dalam bentuk legion, tetapi dampak kekacauannya seperti menghadapi 'setan magang'.

Saya mungkin hanya bisa berasumsi semua itu terjadi karena banyak pertimbangan, seperti untuk membuat set di studio dengan efek tersebut akan butuh dana produksi yang besar. Atau, sebisa mungkin tidak terlalu mendramatisir demi mencegah pemahaman hiperbolis atau stigma salah akan eksorsisme.

[Gambas:Video CNN]

Terlepas dari apapun dasar keputusan tim produksi, bagi saya naskah dan cerita Kuasa Gelap masih bisa dipoles dan digodok lagi untuk menghasilkan kisah yang smooth, mengena, dan cukup berkesan.

Apalagi, bila memang keputusan tim cerita adalah untuk berfokus pada perjalanan Pastor Thomas yang sudah dimainkan dengan cukup apik oleh Jerome Kurnia, dan kerja samanya dengan Pastor Rendra yang dimainkan oleh Lukman Sardi.

Satu hal yang saya cukup terkejut dari penampilan pasangan ini, Jerome tampil lebih luwes sebagai pastor dibandingkan Lukman Sardi yang notabenenya adalah aktor senior. Kisah dan kolaborasi mereka mengingatkan saya akan karakter Father Merrin dan Father Damien dalam kisah The Exorcist (1973).

Atas penampilan mereka berdua dan peluang cerita yang masih bisa dikembangkan, saya sebenarnya berharap film ini bisa cukup diterima oleh masyarakat dengan segala kekurangannya, untuk kemudian berpeluang memiliki kisah lanjutan --yang semoga-- jauh lebih baik.

Mengingat kesan pertama tidak harus selalu benar, saya berharap Kuasa Gelap pun masih memiliki cukup iman yang teguh serta rezeki untuk tetap lanjut dan membuat dunia film horor Indonesia lebih inklusif juga beragam.

[Gambas:Youtube]



(end)